Kamis, 18 Juni 2015

pro dan kontra antara 4 tak atau 2 tak

Seperti halnya info umum yang kita ketahui bersama bahwa di “mati”kan-nya mesin 2tak dikerenakan beberapa kelamahan yaitu boros dan emisi gas buang tinggi. Dengan alasan inilah maka mesin 2tak dimatikan dan mesin 4tak dikembangkan. Karena menurut pabrikan mesin 4tak justru memberikan kelebihan yang merupakan kebalikan mesin 2tak, yaitu irit dan emisi gas buangnya rendah.
Akan tetapi mengapa dengan kelemahannya ini mesin 2tak tetap hidup dan diminati, serta terus dikembangkan di eropa ??? Sementara pabrikan jepang yang diprakarsai honda malah mematikan mesin 2tak dan gencar mengembangkan mesin 4tak. Padahal justru di eropa memiliki standar emisi yang sangat ketat, ada apa ini ??
Sesuai dengan apa yang telah ane ulas di artikel ini,  beberapa pabrikan di eropa berani menunjukkan bahwa mesin 2tak dapat menghasilkan tenaga lebih besar sekaligus lebih ramah lingkungan dibandingkan mesin 4tak. Dan ternyata masih sangat banyak rider yang menyukai mesin 2tak ini, karena beberapa karakter utamanya yaitu powerfull, ringan dan handal. Apalagi setelah ditemukan teknologi Controlled Auto Ignition (CAI) yang salah satunya adalahRadical Activated Combustion (RAC), maka mereka lebih cinta lagi terhadap mesin 2tak.
Akan ane tampilkan beberapa kelebihan mesin 2tak ARC dalam bentuk grafik dan perbandingan dengan mesin 4tak [1].
Power efektiv mesin 2tak DI lebih besar dibandingkan mesin 4tak (perhatikan luasan daerah yang berwarna biru)
effective power 4tak
effective power 2tak
Dari perbedaan power efektif ini maka menghasilkan beberapa turunan peningkatan performa mesin 2tak dibandingkan mesin 4tak, yaitu dengan volume silinder yang sama mesin 2tak DI lebih irit
fuel cosumtion 50cc
Dengan berat kendaraan yang sama (910 kg) mesin 2tak DI juga lebih irit
fuel cosumtion 1300cc
Dan untuk mengeluarkan power yang sama besar (20 kW), mesin 2tak 250cc DI 68% lebih irit dari mesin 4tak 385cc. Dan 23% lebih irit dibandingkan mesin 4tak dengan cc yang sama yaitu 250cc, padahal mesin 4tak 250cc cuma menghasilkan power 13 kW.
fuel cosumtion same power
Dari 3 grafik di atas sangat jelas menunjukkan bahwa mesin 2tak DI lebih irit dibandingkan mesin 4tak yang setara dengannya. Dan sepertinya ini sesuai dengan torsi maksimum yang dimiliki mesin 2tak DI yang jauh lebih besar, apalagi torsi tersebut diperoleh pada putaran mesin yang lebih rendah.
maximum torque 1300cc
Lalu bagaimana dengan gas emisinya ? Sesuai dengan artikel sebelumnya, maka gas emisi mesin 2tak DI (ARC) juga lebih kecil dibandingkan dengan mesin 4tak. Perhatikan grafik ini
Emisi gas CO dari mesin 2tak DI ini sangat rendah, jauh di bawah mesin 4tak
CO emision
Begitu pula dengan total emisi HC dan NOx nya, mesin 2tak juga lebih rendah dibandingkan mesin 4tak.
HCNOx emision
Selain performa yang superior dan rendahnya emisi gas buang, mesin 2tak memiliki banyak keunggulan lainnya, yaitu :
  1. Ringan, segingga meningkatkan pwr dan twr, topspeed dan akselerasi bisa lebih tinggi
  2. Pembuatannya mudah, sehingga ongkos produksi menjadi lebih murah
  3. Pemelihraannya mudah dan murah, sehingga lebih menguntungkan konsumen. Dan lain-lain.
Dengan semua keunggulan mesin 2tak dibandingkan mesin 4tak, lalu mengapa honda buru-buru mematikannya dan berusaha keras untuk membangun dan memprovokasi dunia bahwa mesin masa depan yang irit dan rendah emisi adalah mesin 4tak ?
Kira-kira jawabannya adalah sebagai berikut :
  1. Pada tahun 1995, Mick Doohan ditanya tentang seberapa besar power yang dihasilkan mesin 2tak NSR500 -nya, kemudian ia berkata : “I can’t tell you that, but I can tell you that if Honda produced a one-liter motor it would make upwards of 400 horsepower.” Kalau tahun 1995 saja, mesin 2tak 1000cc bisa menghasilkan power sampai 400 hp, bagaimana jika terus dikembangkan sampai tahun 2015 ini ?. Bisa jadi motor sport honda akan menjadi pembunuh nomor satu di jalanan. Mungkin ini yang dihindari honda.
  2. Kemungkinan ke-2 ini bukan bersifat teknis, akan tetapi lebih bersifat bisnis, alias cari untung yang sebesar-besarnya. Jadi jika mesin 2tak dikembangkan, maka mesin 4tak bisa dipastikan akan mati. Jika mesin 4tak mati, maka berapa triliun kerugian yang akan diderita oleh honda, juga pabrik-pabrik motor lainnya. Kok bisa rugi ?  Mari kita lihat perbandingan banyaknya part pada mesin 2tak dan 4tak
2stroke vs 4stroke 2
Komponen di mesin 2tak yang tidak ada di mesin 4tak :
  1. Reed valve
  2. Jika pada sistem RAC ada exhaust valve
Komponen di mesin 4tak yang tidak ada di mesin 2tak :
  1. Material yang digunakan untuk membuat head lebih banyak
  2. Payung klep (Poppet Valve in dan ex )
  3. Per klep
  4. Camshaft
  5. Rocker arm
  6. Timing chain (kamprat)
  7. Timing sprocket (kecil dan besar)
  8. Seating klep
  9. Seal oli klep
  10. Tensioner rantai timing
  11. Karet tensioner
  12. Dan lain-lain. Semakin banyak camshaft dan klep nya, komponen pendukungnya semakin banyak
Nah sekarang jika pabrik ingin memberikan mesin yang efisien kepada konsumen, tentunya mesin 2tak akan dipilih dengan berbagai keunggulannya. Akan tetapi jika ingin untung banyak, maka mesin 2tak harus dimatikan dan mesin 4tak dipromosikan.
Bisa dibayangkan selisih dari harga komponen-komponen di atas. Misalnya rata-rata selisihnya 500 ribu, dengan jumlah motor sampai 7.908 941 buah  (AISI 2014), maka keuntungan yang hilang adalah 3,954,470,500,000 (mendekati 4 triliun). Nilai ini hanya untuk di Indonesia dan hanya untuk motor, belum mobil dan motor boat. Lalu bagaimana untuk seluruh kendaraan baru dan juga pemeliharaannya di seluruh dunia ? Sangat sulit untuk dibayangkan, besar sekali. Oleh karena itu prakarsa honda untuk mematikan mesin 2tak disambut baik oleh kebanyakan pabrikan besar lainnya seperti yamaha, suzuki, kawasaki, ducati, ktm dan lain-lain.
Dan disinilah perbedaan antara ilmuan/engineer dan pedagang/salesman. Seorang ilmuan akan berusaha menghasilkan produk yang paling efisien, sedangkan pedagang selalu berusaha untuk mendapatkan keuntungan yang sabanyak-banyaknya. Dan kedua hal ini saling bertolak belakang, kalau mau efisien maka akan sedikit (untungnya), dan jika mau untung banyak jadikan sesuatu itu tidak efisien.

Cara Mudah Menguji Performa Oli

Permasalahan oli mesin, menjadi bagian yang ramai diperbincangkan, baik oleh rider maupun oleh blogger, seakan2 perbincangan mengenai oli ini nggak ada habisnya. Hal ini terkait dengan vitalnya peran oli dalam mejaga kesehatan mesin motor kita. Kemudian ketika ada suatu forum yang menuliskan artikel tetang oli yang cocok digunakan pada motor-X, maka biasanya akan mendapati tanggapan yang banyak dan beragam, sampai2 visitor/silent rider yang ingin mendapatkan referensi jadi pusing. Jadi yang oli yang mana nih yang cocok buat motor kita ??.
Sebenarnya pabrikan sudah merekomendasikan, oli mesin yang cocok dengan motor maasing2. Nah di setiap kemasan oli juga sudah menunjukkan kode API (kandungan aditif peningkat performa), maupun kode SAE (kekentalan oli pada suhu tertentu), perhatikan gambar berikut
000 grade oli
000 saeviscosity
Jadi pemilihan oli untuk motor kita, API Service grade nya harus disesuaikan dengan tahun keluaran motor kita, sedangkan kekentalan olinya mengikuti gambar di atas dengan penyesuaian suhu udara luar/jalanan. Jadi Kalo di Indonesia yang kalo siang udaranya bisa mencapai 30 derajat, maka oli yang cocok (mungkin) SAE xx W 40/50. Dengan berpandu dengan 2 gambar tersebut, asalkan olinya asli, dan penggantian sekitar 2000 km, pemakaian normal, maka mesin akan sehat2 saja.
Selanjutnya selama digunakan, kualitas oli akan terus menurun dan perlindungannya terhadap mesin kita pun menurun. Maka jika kita mau iseng2 mengetahui kualitas oli tersebut, baik saat baru atau saat setelah digunakan, bisa mengikuti tes berikut.
1. Tes “tetes” untuk mengetahui  apakah oli masih baik atau sudah waktunya diganti
000 drop test
2. Tes kekentalan yang dilakukan 2x saat baru/dingin dan saat setelah digunakan/panas
a. Dengan menggunakan bola baja dan tabung, yang diameter mola baja sedikit lebih kecil dari diameter tabung
000 viscosity test2
b. Dengan menggunakan bejana yang lubang
vicosity tes
Kedua tes ini dilakukan dengan memperhitungkan waktu yang dibutuhkan. makin kental makin lama. Silahkan gunakan ukuran sendiri2 asalkan kondisi alat yang digunakan sama, maka hasilnya bisa dibandingkan (Yang paling baik mengikuti standar SAE). Kira2 waktu yang dibutuhkan oleh bola baja untuk sampai dasar tabung adalah.
000 viscosity ball  test
Mengapa kekentalan oli ini penting ? Karena kekentalan terkait dengan dengan ketebalan lapisan oli yang berguna dalam memperkecil koefisiens gesek antar logam.
000 efek-jarak tempuh
Dari gambar di atas menunjukkan bahwa kekentalan, berkurang seiring dengan jarak tempuh pemakaian. Pada jarak tertentu kekentalan akan memasuki daerah “zona aus mesin”, nah sebelum itu oli mesin harus diganti. Dari gambar itu juga diketahui bahwa oli sintetik, lebih mampu mempertahan “kekentalannya” terhadap jarak tempuh kendaraan.
3. Tes kemampuan mengurangi gesekan. Tes ini dengan menggesekkan sebuah bola baja berputar, ke atas 3 bola baja yang diam. Tes ini biasa disebut four balls wear test. Bola yang di atas diputar dengan kecepatan 1200 rpm, selama 1 menit, dengan beban 40 kgf.
000 four ball wear test 000 four ball wear test2 000four ball wear test3
Kemudian 3 bola yang di bawah akan diamati, seberapa besar keausannya, gambarnya seperti ini
000 wear scar ball2
Semakin besar diameter keausannya, oli semakin jelek dalam menjaga keausan mesin.